PKD AMRI : Mencetak Kader Pembaharu Bagi Bangsa

 

IMG-20150504-WA0005

Foto menjelang pulang

Organisasi tanpa kader yang militant, maka organisasi tersebut ibarat macan ompong, tidak ada guna mereka hidup, karena tidak bisa menjalankan fungsinya. Hal inilah yang mendasari Angkatan Muda Rifaiyah (AMRI) mengadakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) kepada para calon kader Amri. acara dilaksanakan selama 2 (dua) hari satu (satu) malam, di Puncak Bogor, 2-3 Mei 2015

“PKD merupakan wahana para kader AMRI untuk menambah wawasan dan ilmu kepemimpinan, oleh karena itu kami ingin AMRI di isi oleh orang-orang militant”, ucap Abdul Bashit, ketua panitia PKD. Waseron juga mengamininya, dia mengatakan “AMRI harus dibangun dari dalam, harus ada peningkatan Sumber Daya Manusia”.

Bashit dan Waseron merupakan dua orang yang paling bertanggungjawab dalam pelaksanaan PKD tersebut, oleh karena itu mereka rela meninggalkan keluarga dan pekerjaannya untuk menemani para peserta.

Keduanya bergerilya, mencari perlengakapan guna suksesnya kegiatan PKD AMRI.  Kegiatan AMRI dikatakan sukses apabila ada alumni PKD yang berhasil menjadi jiwa-jiwa penggerak, karena memang tujuan PKD adalah menciptakan kader-kader yang militan serta memegang teguh ajaran K.H. Ahmad Rifai.

cium logo AMRI

Kader cium logo AMRI

“kami berharap alumni PKD menjadi pioner dalam pergerakan di masyarakat” Ujar Waseron.  Untuk menciptakan kader militan maka, materi-materi dalam PKD juga berisi tentang gerakan pembaharuan. Gerakan pembaharuan merupakan gerakan yang juga dilakukan oleh KH. Ahmad Rifai dalam melawan kolonialisme Belanda pada waktu itu.

AMRI, organisasi pembaharu dalam tubuh Rifaiyah

“Untuk menjadi kader militan, para kader harus bisa menjiwai tiga lambang organisasi, yakni, Bendera, Logo dan Mars Organisasi, begitu juga dengan kader AMRI, harus mampu meresapi ketiga lambang tersebut. Jika mereka sudah mampu meresapi ketiga lambang itu, maka mereka akan bergerak dengan hati”. Ujar Said, salah satu tutor PKD, khusus penanaman ideologi.

Proses PKD diakhiri dengan pernyataan sumpah setia. Sumpah dilaksanakan pada jam 03.00 WIB, yang didahului oleh solat taubat terlebih dahulu. Setelah itu para kader membubuhkan tanda-tangan  sebagai bentuk kesetiaan dan kesanggupan untuk melanjutkan perjuangan AMRI. Tanda tangan disaksikan langsung oleh Ketua Umum AMRI, Abdul Qoyum.

Suasana sakral menyelimuti proses ini, karena mereka dengan rela membubuhkan tanda tangannya, tanpa ada paksaan sekalipun. Proses pembaiatan ini berakhir ketika adzan subuh berkumandang, dan dilanjutkan dengan jamaah solat Subuh.

Tanda Tangan Peserta

Tanda Tangan kesetian para kader

Begitulah cara AMRI melakukan pendidikan kepada para kader-kadernya. Semua pengurus AMRI berharap mereka bisa membawa panji-panji kebangkitan AMRI di masyarakat, merekabukan hanya bergerak dari masjid, kemasjid, namun juga bisa bergerak membantu masyarakat yang sedang dirundung musibah, membantu masyarakat yang ditindas oleh penguasa lalim, seperti K.H Ahamad Rifai menentang penindasan yang dilakukan oleh Kolonialisme Belanda kepada masyarakat Indonesia. (1789)  

 

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply